Pemberian Anak Ayam Pada Pelajar di Bandung: Terobosan Cerdas yang Nggak Dimiliki Kepala Daerah Lainnya!
"Sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan hadir melalui pemikiran Bapak Walikota Bandung Oded M. Danial. "
Sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan hadir melalui pemikiran Bapak Walikota Bandung Oded M. Danial. Beliau berencana memberikan satu ekor anak ayam kampung buat siswa SD dan SMP di Bandung.
Menurutnya, tujuan dari terobosan ini untuk memberikan kegiatan pada anak-anak, jadi nggak terus maen hp. Mantap memang, semua akan kembali ngoprek hayam pada waktunya!
Di jaman yang serba canggih ini, jangankan melihara ayam, bangun kota pun bisa dilakukan di hp. Tapi itu lewat gim-gim berjenis simulator yang nggak bisa memberikan feel yang nyata pada pemainnya.
Sedangkan memberikan anak ayam pada anak-anak sudah tentu membuat mereka benar-benar merasakan bagaimana jatuh bangun dan rujitnya melihara ayam.
Demi tercapainya tujuan “melepaskan anak dari kecanduan gawai” Bapak Walikota berencana memberikan pelatihan dulu bagi anak-anak nantinya.
Mohon maaf ya Pak, pelatihan seperti apa yang cocok buat anak kelas 1 SD? Apa nggak sekalian orang tuanya diberi pelatihan juga.
Dulu waktu saya kecil, saya juga pernah melihara ayam yang saya beli di sekolah. Itu loh, anak ayam yang warna-warni, dicat sama akang penjualnya.
Memang menyenangkan awalnya, tapi nggak lama kemudian saya menyerahkan sepenuhnya kepemilikan anak ayam warna-warni tersebut pada orang yang lebih paham alias orang tua.
Ya gimana ya, mau dipegang-pegang juga takut mati kan.
Akan tetapi boleh lah terobosan baru Pak Walikota dicoba. Siapa tahu nanti ada anak yang ujug-ujug punya cita-cita peternak ayam atau pengusaha ayam.
Mungkin juga nanti anak-anak jadi terpicu melakukan kegiatan lain yang lebih positif, membuat vlog memelihara ayam sejak kecil misalnya.
Ya lagipula kalau terus-terusan dikasih tugas yang berhubungan dengan pelajaran nanti anak-anak jadi stres, masih lebih bagus ini. Lebih sesuai dengan tujuan Presiden Jokowi yang ingin membangun Sumber Daya Manusia.
Kalau disuruh mikirin pelajaran sekolah terus-menerus nilai jadi hal paling utama buat anak-anak, apa bedanya generasi masa depan sama generasi saya yang mendewakan nilai dong?
Seperti yang saya bilang, semua akan kembali ngoprek hayam pada waktunya. Semaju apapun teknologi, meski inovasi terus lahir tanpa henti, ngoprek hayam adalah jalan keluar terbaik agar anak-anak nggak kecanduan gawai.
Mungkin opsi menambah kegiatan ekstrakurikuler atau memberikan les-les yang mampu meningkatkan soft skill anak-anak sudah terlalu mainstream, sedangkan yang mainstream seringkali dicibir dan dianggap ikut-ikutan.
Ngoprek hayam juga bisa menambah nilai positif dalam buku catatan prestasi Bapak Oded ini. Bisa jadi Pak Oded dilirik oleh Bapak Presiden buat masuk ke kabinet nya yang sekarang kan?
Jangan suudzon dulu deh ya! Mana mungkin Pak Oded ingin menghambat tumbuh kembang anak dengan memberi anak ayam buat mereka.
Justru Pak Oded ingin mengajarkan kasih sayang pada sesama makhluk hidup, biar nggak ada lagi yang ngasih ciu ke kucing atau ng-cat-in bulu-bulu anak ayam atau ngadu cupang dan semua kegiatan yang membahayakan makhluk hidup lain.
Nanti mereka jadi generasi yang nggak-ber-peri-ke-makhluk-hidup-lainnya-an. Urusan kualitas pembelajaran dalam kelas itu beda lagi, jangan disangkut pautkan ya.
Itu urusannya Menteri Pendidikan dan Dinas Pendidikan setempat.
Kalau main gawai menghambat kehidupan sosial anak-anak, maka ngoprek hayam mengembalikannya.
Anak-anak yang nggak pandai ngomong di depan banyak orang, bisa sering melatih public speaking skill dia di hadapan anak-anak ayam.
Jiwa rivalitas pun jadi bertambah, mereka nanti bisa membawa ayam peliharaannya ke sekolah buat dipamerin ke teman-teman satu kelasnya:
“Eh liat deh, ayamku udah bisa nyari makan sendiri jadi aku gak usah ngasih makan terus!”
“Lah ayamku sudah bisa kawin sendiri, malahan bikin tempat bertelurnya sendirian. Aku liatin aja lah dia, penasaran juga anak didik ku gimana kemampuanny!”
“Anak ayamku dong! Bisa berak nggak sembarangan! Tiap mau berak pasti lari-lari di dalam rumah sambil nyariin toilet, pup deh di kloset!”
Mungkin seperti itu cuplikan masa depan yang bisa saya bayangkan. Bagaimanapun, terobosan yang hebat Pak Oded!
Sudah saatnya warga Bandung jadi lebih unggul lagi dari kota-kota lain, terus nanti diikutin Kepala Daerah yang lainnya.
Jadilah Indonesia 20-30 tahun mendatang diresmikan sebagai negara pemasok daging dan telur ayam yang paling gede di dunia.
Tapi buat pakan ayamnya beli, karena nggak ada lagi petani yang menanam padi. Selamat Pak Odes! Saya mendukung terobosan ini!
Artikel ini pertama kali tayang di:Terminal Mojok